Pengertian Akulturasi-Psikologis
Akulturasi
adalah suatu proses sosial yang timbul
manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing
itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Imran
Manan, PhD, (1989; 9) menyebutkan enkulturasi dalam arti
luas, pendidikan termasuk ke dalam proses umum, di mana seseorang anak
bertumbuh diinisiasikan ke dalam cara hidup dari masyarakatnya. Pendidikan
mencakup setiap proses, kecuali yang bersifat genetic, yang menolong membentuk
pikiran, karakter, atau kapasitas fisik seseorang. Proses tersebut berlangsung
seumur hidup, karena kita harus mempelajari cara berpikir dan bertindak yang
baru dalam perubahan besar dalam hidup kita. Dalam arti sempit pendidikan,
adalah penanaman pengetahuan, keterampilan dan sikap pada masing-masing
generasi dalam menggunakan pranata-pranata, seperti sekolah-sekolah yang
sengaja diciptakan untuk tujuan tersebut. Istilah pendidikan juga berarti
disiplin ilmu (termasuk psikologi, sosiologi, sejarah, dan filosofi
pendidikan).
Proses
akulturasi Psikologis
Pendidikan di sekolah hanya merupakan
salah satu alat enkulturasi - pendidikan yang lain, mencakup keluarga, gereja,
kelompok sebaya dan media masa masing-masing dengan nilai-nilai dan
tujuan-tujuannya sendiri. Demikian pula pendidik mungkin ingin menanamkan
kualitas tertentu pada anak-anak, seperti berpikir bersih dan pertimbangan
bebas, namun pendidik terbatas kesanggupan untuk berbuat demikian karena
kenyataannya badan-badan lain mungkin membentuk anak secara berbeda. Televisi,
umpamanya, kadang-kadang berusaha memberi informasi, tetapi kebanyakan TV
memberi hiburan, kadang-kadang sensasi, dan secara tetap "menjualkan"
melalui insinuasi, penonjolan, dan bujukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
akulturasi
Terjadinya akulturasi adalah
perubahan sosial budaya dan struktur sosial serta pola budaya dalam suatu
masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
- Secara garis besar, ada dua faktor yang menyebabkan akulturasi dapat terjadi, yaitu:
1.
Faktor Intern :
a. Bertambah dan
berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi).
b. Adanya
penemuan baru. Discovery : penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya
belum pernah ada.
c. Invention : penyempurnaan penemuan baru.
d. Innovation : pembaruan atau
penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah,
melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran
masyarakat akan kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota
masyarakat.
e. Konflik yang
terjadi dalam masyarakat.
f. Pemberontakan
atau revolusi
2. Faktor Ekstern :
v a. Perubahan alam
v b. Peperangan
Pengaruh kebudayaan lain
melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi(pembauran
antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat
khasnya), asimilasi(pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang
sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Faktor-faktor yang memperkuat
potensi akulturasi dalam taraf individu adalah faktor-faktor kepribadian
seperti toleransi, kesamaan nilai, mau mengambil resiko, keluesan kognitif,
keterbukaan dan sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama
akan lebih mudah mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda
nilai.
Jadi, akulturasi psikologis adalah
akulturasi yang terjadi pada psikologis seseorang atau suatu mayarakat,
misalnya seseorang yang merantau akan terpengaruh dengan budaya yang ada
ditempatnya merantau secara psikologis, seperti pola berpikir atau sifatnya,
tetapi tidak membuat ia berubah seutuhnya menjadi seperti orang-orang asli
ditempat tersebut.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar