Nama : Dedeh Herdiyani
Npm : 10507049 ( 2PA01)
Hubungan
Interpersonal
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan
juga menentukan relationship. Ketika akan menjalin hubungan interpersonal, akan
terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan “ Ketertarikan interpersonal
(Interpersonal Attraction) ”.
Menurut
Baron dan Byrne (2006), Interpersonal Attraction adlah penilaian seseorang
terhadap sikap orang lain, dimana penilaian ini dapat diekspresikan melalui
suatu dimensi, dari strong liking sampai dengan strong dislike.
a. Model-model
hubungan interpersonal
1.
Model Pertukaran Sosial
Model
ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang
berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini
menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang
mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela
memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup
memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya“.
2.
Model Peranan
Model
peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai
panggung
sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai
dengan
naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal
berkembang
baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan peranannya.
3.
Model Interaksional
Model
ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem.
Setiap
sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua sistem
terdiri
dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama
sebagai
suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan
untuk
memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari sistem
terganggu,
segera akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal
harus
dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan
pelaksanaan
peranan.
b. Cara
memulai hubungan (pembentukkan kesan dan ketertarikan interpersonal memulai
hubungan.)
Tahap
ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah
menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak
yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap
informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali
secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka merasa ada
kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini
informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal,
keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap
perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a.informasi
demografis
b.
sikap dan pendapat
c.
rencana yang akan datang
d.
kepribadian
e.
perilaku pada masa lalu
f.
orang lain
g.
hobi dan minat
Hubungan
interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Ada empat faktor
penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a)
keakraban
b)
control
c)
respon yang tepat
d)
nada emosional yang tepat.
Hubungan
interpersonal akan terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang
tingkat keakraban yang diperlukan. Faktor kedua adalah kesepakatan tentang
siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Faktor ketiga adalah ketepatan
respon. Hubungan interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat,
dibagi menjadi 2, yaitu hubungan diad dan hubungan triad. Hubungan diad
merupakan hubungan atara dua individu. Sedangkan hubungan triad merupakan
hubungan antara tiga orang.
Hubungan
interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dibagi menjadi 2, yaitu
hubungan tugas dan hubungan sosial. Hubungan tugas merupakan sebuah hubungan
yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan
oleh individu sendirian. Sedangkan hubungan sosial merupakan hubungan yang
tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan sesuatu.
Hubungan
interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi 2, yaitu hubungan
jangka pendek dan hubungan jangka panjang. Hubungan jangka pendek merupakan
hubungan yang hanya berlangsung sebentar. Sedangkan hubungan jangka panjang
berlangsung dalam waktu yang lama. Selain ketiga jenis hubungan interpersonal
yang sudah dijelaskan di atas, masih terdapat satu lagi jenis hubungan
interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau keintiman, yaitu
hubungan biasa dan hubungan akrab atau intim. Hubungan biasa merupakan hubungan
yang sama sekali tidak dalam atau impersonal atau ritual. Sedangkan hubungan
akrab atau intim ditandai dengan penyingkapan diri (self-disclosure).
c. Intimasi
dan hubungan pribadi.
Keakraban
merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan
terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang
diperlukan. Faktor kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol
siapa, dan bilamana. Jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum
mengambil kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak, siapa
yang
menentukan, dan siapakah yang dominan. Konflik terjadi umumnya bila
masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah. Hubungan
interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara
dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
a.
keakraban
b.
kontrol
c.
respon yang tepat
d.
nada emosional yang tepat.
D. Intimasi dan pertumbuhan.
Intimasi
dan pertumbuhan
untuk
bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan
bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita
sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri
sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita.
Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan
demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.
Keinginan
setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati,
dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi
tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan
dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk
bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena
(1)
kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh;
(2)
kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki
pernikahan;
(3)
kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk
memegang rahasia;
(4)
kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup; (5) kita memulai
pacaran bukan dengan cinta yang tulus . Dalam hal inilah keutamaan cinta
dibutuhkan.
Sumber :
Sarwono, sarlito. (2011), Psikologi
Sosial, Salemba Humanika: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar