Nama : Dedeh Herdiyani
Npm : 10507049 (2PA01)
Penyesuaian
Diri
1.
Konsep Penyesuaian Diri
Penyesuaian
dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai adaptasi dapat mempertahankan
eksistensinya atau bisa survive dan
memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi
yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai
konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.
Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana
dan mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi
segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien.
Individu
memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang memenuhi syarat.
Penyesuaian sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional
maksudnya ialah secara positif memiliki responss emosional yang tepat pada
setiap situasi. Disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk
mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.
2. Proses
Penyesuaian Diri
Penyesuaian
diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi
kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui bahwa penyesuaian yang
sempurna tidak pernah tercapai. Penyesuaian yang terjadi jika manusia/individu
selalu dalam keadaan seimbang antara dirnya dengan lingkungannya dimana tidak
ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan dimana semua fungsi
organisme/individu berjalan normal. Sekali lagi, bahwa penyesuaian yang
sempurna itu tidak pernah dapat dicapai. Karena itu penyesuaian diri lebih
bersifat sutau proses sepanjang hayat (lifelong process), dan tantangan
hidup guna mencapai pribadi yang sehat.
Respons
penyesuaian, baik atau buruk, secara sederhana dapat dipandang sebagai sutau
upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara
kondisi-kondisi keseimbangan sutau proses kearah hubungan yang harmonis antara
tuntutan internal dan tuntutan eksternal. Dalam proses penyesuaian diri dapat
saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi dan individu didorong meneliti
berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari tegangan. Individu
dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri apabila ia dapat memenuhi
kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila dapat diterima oleh
lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.
3. Karakteristik
Penyesuaian Diri
Tidak
selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karen
kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil
melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam
dirinya atau mungkin diluar dirinya. Dalam hubungannya dengan
rintangan-rintangan tersebut ada individu-individu yang dapat melakukan
penyesuaian diri secara positif, namun adapula individu-individu yang melakukan
penyesuaian diri yang salah. Berikut ini akan ditinjau karakteristik
penyesuaian diri yang positif dan penyesuaian diri yang salah.
a. Penyesuaian
Diri secara Positif
Mereka
yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal
sebagai berikut :
Tidak
menunjukkan adanya ketegangan emosional,
Tidak
menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis,
Tidak
menunjukkan adanya frustasi pribadi,
Memiliki
pertimbangan rasional dan pengarahan diri,
Mampu
dalam belajar,
Menghargai
pengalaman,
Bersikap
realistik dan objektif.
Melakukan
penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan dalam berbagai bentuk,
antara lain:
Penyesuaian
dengan menghadapi masalah secara langsung,
Penyesuaian
dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan),
Penyesuaian
dengan trial
and error atau
coba-coba,
Penyesuaian
dengan substansi (mencari pengganti),
Penyesuaian
diri dengan menggali kemampuan diri,
Penyesuaian
dengan belajar,
Penyesuaian
dengan inhibis dan pengendalian diri,
Penyesuaian
dengan perencanaan yang cermat.
b. Penyesuaian
Diri yang Salah
Ada
tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu:
Reaksi
Bertahan
Individu
berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan,
ia selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan.
Bentuk khusus reaksi ini antara lain:
Rasionalisasi,
Represi,
Proyeksi,
Reaksi
menyerang
Reaksi-reaksinya
tampak dalam tingkah laku:
Selalu
membenarkan diri sendiri,
Mau
berkuasa dalam setiap situasi,
Bersikap
senang mengganggu orang lain,
Menggertak
baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan,
Menunjukkan
sikap permusuhan secara terbuka,
Menunjukkan
sikap menyerang dan merusak,
Keras
kepala dalam perbuatannya,
Bersikap
balas dendam,
Memperkosa
hak orang lain,
Tindakan
yang serampangan,
Marah
secara sadis.
4. Reaksi
Melarikan Diri
Reaksi
ini orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari
situasi yang menimbulkan kegagalan, reaksinya tampak dalam tingkah laku sebagai
berikut : berfantasi yaitu memuaskan keinginan yang tidak tercapai dalam bentuk
angan-angan (seolah-olah sudah tercapai), banyak tidur, minum-minuman keras,
bunuh diri, menjadi pecandu ganja, narkotika dan regresi, yaitu kembali kepada
tingkah laku yang semodel dengan tingkat perkembangan yang lebih awal (misal
orang dewasa yang bersikap dan berwatak seperti anak kecil).
5. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri
Secara
keseluruhan kepribadian mempunyai fungsi sebagai penentu primer terhadap
penyesuaian diri. Penentu berarti faktor yang mendukung, mempengaruhi, atau
menimbulkan efek pada proses penyesuaian. Secara sekunder proses penyesuaian
ditentukan oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri baik
internal maupun eksternal. Penentu penyesuaian identik dengan faktor-faktor
yang mengatur perkembangan dan terbentuknya pribadi secara bertahap.
Pertumbuhan
Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian
atau seluruhnya. Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita
ukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat (Narendra, Moersitowati.
2002: 1). judul artikel (Pengertian Pertumbuhan Definisi Menurut
Para Ahli dan Faktor yang mempengaruhi).
Definisi
Pertumbuhan adalah indikator dinamik yang mengukur pertambahan berat dan
tinggi/ panjang anak. (Soekiman. 2000).
Definisi
Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan perubahan besar, jumlah,
ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu yang diukur
dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur
tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
(Supriasa. 2001: 27)
Menurut
Jellife D.B (1989) pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh,
organ dan jaringan dari masa konsepsi sampai remaja. (Supriasa.
2001: 27)
·
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan
Pertumbuhan
dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu: faktor internal dan faktor
eksternal.
1.Faktor
internal
Soetjiningsih
(1998) mengungkapkan bahwa faktor genetik merupakan modal dasar
bagi proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada dalam sel telur
yang dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
2.Faktor
Eksternal (Lingkungan)
Faktor
lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal.
1) Gizi
Ibu Saat Hamil
Apabila
status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan
menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Di samping itu, akan mengakibatkan
terlambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru
lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagianya.
2) Mekanis
Kelainan
bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan ketuban yang kurang.
Demikian pula posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai
kelainan pada bayi yang dilahirkan dan dapat menyebabkan
pertumbuhan terhambat.
3) Toksin/
Zat kimia
Berbagai
jenis obat yang bersifat racun seperti thalidomide, phenitom, methodion, obat
anti kanker yang diminum saat kehamilan akan menyebabkan kelainan bawaan.
4) Endokrin
Jenis
hormon yang berperan dalam pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon
plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas
mirip insulin. Hormon yang dihasikan kelenjar tiroid termasuk hormon
pertumbuhan oleh karena itu apabila ada kelainan pada kelenjar ini. Produksi
hormon akan terganggu yang mengakibatkan pertumbuhan terhambat.
5) Radiasi
Pengaruh
radiasi pada bayi sebelum berumur 18 minggu dapat mengakibatkan kematian,
kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.
6) Infeksi
Cacat
bawaan juga disebabkan oleh infeksi intra uterine, dan jenis infeksi
lain yang menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, HIV, virus
hepatitis dan virus ifluensa.
7) Stress
Apabila
ibu hamil mengalami stres, akan mempengaruhi tumbuh kembang jain yaitu berupa
cacat bawaan dan kelainan jiwa.
8) Anoksia
Embrio
Menurunnya
oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, dan
menyebabkan BBLR.
3.Faktor
Lingkungan Pascanatal
1) Lingkungan
Biologis
Lingkungan
biologis yang berpengaruh adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan
kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi
metabolisme yang saling terkait satu dengan yang lain.
2) Lingkungan
Fisik
Lingkungan
fisik yang berpengaruh adalah cuaca, keadaan geografis, sanitasi lingkungan,
keadaan rumah dan radiasi. Faktor cuaca dan keadaan geografis berhubungan
dengan kejadian gagal panen yang berakibat asupan gizi keluarga rendah, keadaan
ini yang menyebabkan gizi kurang dan pertumbuhan anak akan terhambat.
3) Faktor
Psikososial
Faktor
yang berpengaruh adalah stimulasi rangsangan, motivasi, ganjaran atau hukuman,
kelompok sebaya, stress, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang.
4) Faktor
Keluarga dan adat istiadat
Faktor
keluarga dan adat istiadat yang mempengaruhi antara lain pekerjaan
atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga, adat istiadat norma tabu
serta urbanisasi.
Unicef
dan Johnson (1992) membuat model interaksi tumbuh kembang anak dengan melihat
sebab dasar, sebab tidak langsung dan sebab langsung. Sebab langsung adalah
kecukupan makanan dan keadaan kesehatan. Penyebab tidak langsung meliputi
ketahanan makanan keluarga, asuhan ibu bagi anak, sanitasi lingkungan dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan. Salah satu layanan kesehatan bagi balita
adalah posyandu (Supariasa. 2001 : 29)
B. Pertumbuhan Personal
Manusia
merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah
lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku
umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian
suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui
pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap
individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal
itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang
mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena
keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan
waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma
yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan
individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun
terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi
pertumbuhan individu.
Pertumbuhan
adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan
kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah
proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan
yang terjadi sebelumnya.
Carl
Rogers (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam
suatu hubungan :
1. Keikhlasan
kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
2. Menghormati
keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali.
3. Keinginan
yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
Faktor
yang mempebgaruhi pertumbuhan personal :
1. Faktor
biologis
Karakteristik
anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis
yang sangat kental.
2. Faktor
geografis
Faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan
menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
3. Faktor
budaya
Tidak
di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang,
tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki
kepribadian yang sama juga. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah
individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
a.
Aliran asosiasi
Perubahan
terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dan pengalaman atau empiri
(kenyataan) luar, melalui panca indera yang menimbulkan sensasiton (perasaan)
maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.
b.
Psikologi gestalt
Pertumbuhan
adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam
mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari
lingkungan yang ada.
c.
Aliran sosiologi
Pertumbuhan
adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat yang semula
asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Pertumbuhan individu sangat penting untuk dijaga dari sejak lahir agar bisa
tumbuh menjadi individu yang baik dan berguna untuk sesamanya.
Sumber
:
-
Sunarto
& Hartono, B. Agung. (1995). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Rineka
Cipta Wahjosumidjo.
-
Chaplin,J.P.
(a.b. Kartini Kartono). (2001). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta:
Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar