Selasa, 30 Oktober 2012

Psikologi Lintas Budaya dan Hubungan Kaitannya dengan Ilmu Lain

Nama : Dedeh Herdiyani

Kelas : 3 PA 05

NPM : 10507049

Psikologi Lintas Budaya



A.   Psikologi Lintas Budaya
  1.  Pengertian Psikologi Lintas Budaya menurut para ahli :
    1. Matsumoto, (2004) : Dalam arti luas, psikologi lintas budaya terkait dengan pemahaman atas apakah kebenaran dan prinsip-prinsip psikologis bersifat universal (berlaku bagi semua orang di semua budaya) ataukah khas budaya (culture spscific, berlaku bagi orang-orang tertentu di budaya-budaya tertentu)
    2. Seggal, Dasen, dan Poortinga (1990) : psikologi lintas budaya adalah kajian ilmiah mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk, dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.
    3. Triandis, Malpass, dan Davidson (1972) : psikologi lintas budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran yang ekuivalen, untuk menentukan batas-batas yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal.
    4. Brislin, Lonner, dan Thorndike, (1973) : menyatakan bahwa psikologi lintas budaya ialah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang dapat diramalkan dan signifikan.

2.      Tujuan Mempelajari Psikologi Lintas Budaya
Tujuan dari kajian psikologi Lintas Budaya adalah mencari persamaan dan perbedaan dalam fungsi-fungsi individu secara psikologis, dalaam berbagai budaya dan kelompok etnik.

3.         Apa hubungan mempelajari Psikologi Lintas Budaya dengan ilmu lain :
a. Antropologi dengan Psikologi Lintas Budaya. Sementara psikologi lintas-budaya dan antropologi sering tumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya. Sebagai contoh, banyak masalah yang menarik bagi psikolog yang tidak ditangani oleh antropolog, yang memiliki masalah mereka sendiri secara tradisional, termasuk topik-topik seperti kekerabatan, distribusi tanah, dan ritual. Ketika antropolog melakukan berkonsentrasi pada bidang psikologi, mereka fokus pada kegiatan dimana data dapat dikumpulkan melalui pengamatan langsung, seperti usia anak-anak di sapih atau praktek pengasuhan anak. Namun, tidak ada tubuh yang signifikan data antropologi pada banyak pertanyaan yang lebih abstrak sering ditangani oleh psikolog, seperti konsepsi budaya intelijen.
b. Kepribadian dengan Psikologi Lintas Budaya. Kepribadian merupakan konsep dasar psikologi yang berusaha menjelaskan keunikan manusia. Kepribadian mempengaruhi dan menjadi kerangka acuan dari pola pikir dan perilaku manusia, serta bertindak sebagi aspek fundamental dari setiap individu yang tak lepas dari konsep kemanusiaan yang lebih nesar, yaitu budaya sebagai konstuk sosial. Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi yang terdiri atas faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis. Hal pertama yang menjadi perhatian dalam studi lintas budaya dan kepribadian adalah perbedaan diantara keberagaman budaya dalam memberi definisi kepribadian. Dalam literature-literatur Amerika umumnya kepribadian dipertimbangkan sebagai perilaku, kognitif dan predisposisi yang relatif abadi. Definisi lain menyatakan bahwa kepribadian adalah serangkaian karakteristik pemikiran, perasaan dan perilaku yang berbeda antara individu dan cenderung konsisten dalam setiap waktu dan kondisi. Ada dua aspek dalam definisi ini, yaitu kekhususan (distinctiveness) dan stablilitas serta konsistensi (stability and consistency). Semua definisi di atas menggambarkan bahwa kepribadian didasarkan pada stabilitas dan konsistensi di setiap konteks, situasi dan interaksi. Definisi tersebut diyakini dalam tradisi panjang oleh para psikolog Amerika dan Eropa yang sudah barang tentu mempengaruhi kerja ataupun penelitian mereka. Semua teori mulai dari psikoanalisa Freud, behavioral approach Skinner, hingga humanistic Maslow-Rogers meyakini bahwa kepribadian berlaku konsistan dan konsep-konsep mereka berlaku universal. Dalam budaya timur, asumsi stabilitas kepribadian sangatlah sulit diterima. Budaya timur melihat bahwa kepribadian adalah kontekstual (contextualization). Kepribadian bersifat lentur yang menyesuaikan dengan budaya dimana individu berada. Kepribadian cenderung berubah, menyesuaikan dengan konteks dan situasi.

4.  Artikel Psikologi Lintas Budaya :
Antara Budaya Islam Puritan dan Islam Sinkretis. Apakah dari anda semua sudah mengenal nama Islam Puritan dan Islam Sinkretis di Indonesia? Mungkin sebagian sudah mengetahui purtitan dan sinkretis diatas, dua budaya islam ini saling bentrok alias tidak sama satu dan yang lainnya. Lantas apa saja yang membuat budaya islam puritan dan sinkretis ini bertolak belakang atau berbenturan? Anda ingin tahu lebih lanjut tentang hal ini? Mari kita bedah sebuah buku yang mempunyai judul Benturan Budaya Islam: Puritan dan Sinkretis. Didalam buku ini menjelaskan tentang Islam sinkretis yang mempunyai tradisi atau budaya slametan, seperti slametan perkawinan, kematian, ziarah kubur, termasuk slametan alam seperti upacara mboyong Mbok Sri. Nah aspek-aspek keramat itulah yang diklaim mendukung maraknya kehidupan tradisi sinkretis. Lantas untuk mengetahui penganut tradisi sinkretis ini? Tetapi bagaimana halnya dengan Islam puritan, apakah memiliki tradisi yang sama dengan sinkretis? Benarkah Islam puritan sangat menentang keras ziarah kubur dan berbagai slametan yang dijalankan sinkretis dan sebaliknya berusaha memperjuangkan doktrin-doktrin suci dalam Al Quran dan As-Sunnah? Siapakah mereka ini sesungguhnya? Pertanyaan diatas mungkin sebagian kecil saja mengenai Islam Puritan dan Islam Sinkretis ini, akan ada tambahan misal dengan pertanyaan seperti, Seperti apa wujud benturan budaya Islam puritan dan sinkretis tersebut? Sejauhmana tindakan radikal yang dilakukan kaum puritan terhadap kaum sinkretis? Pada tataran teoretis terdapat dua konsep penting yang dimiliki oleh setiap agama, yang dapat mempengaruhi pemeluknya dalam interaksi di antara mereka, yaitu fanatisme dan toleransi. Dua konsep ini selalu dipraktikkan dalam pola yang seimbang, karena ketidakseimbangan di antara keduanya akan menyebabkan ketidakstabilan sosial antarpemeluknya (Turmudi, 2003). Hal ini sering terlihat di lapangan, bahwa jika fanatisme terlalu kuat sementara toleransi rendah, maka eksistensi agamanya menjadi menguat dan sering menimbulkan permusuhan terhadap penganut agama lain. Sebaliknya, jika fanatisme terlalu lemah sementara toleransi tinggi, maka eksistensi agamanya menjadi melemah karena mereka merasa tidak bangga dengan agama yang dianutnya. Keanekaragaman budaya, ras, suku bangsa, etnik, dan golongan di Indonesia merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Pada tingkat tertentu keanekaragaman itu menimbulkan batas-batas sosial serta perbedaan-perbedaan yang sering menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial. Demikian pula keanekaragaman budaya Islam dalam masyarakat pedesaan di Senjakarta, Klaten, baik yang dibawa oleh kelompok pendukung budaya puritanisme maupun pendukung budaya sinkretisme telah mempertegas batas-batas golongan sosial kedua kelompok. Akibatnya, pada tingkat ekstrim, benturan budaya antara kedua kelompok ini pun tidak dapat dihindari. Dalam situasi seperti itu, prasangka-prasangka menjadi lebih mengemukadan perpecahan pun terjadi. Aspek-aspek simbolik pun dapat berfungsi sebagai penambah faktor disintegrasi dalam kehidupan sosial. Ya seperti itulah kira-kira benturan antara budaya Islam Puritan dan Sinkretis, perbedaan budaya yang termasuk sulit untuk disatukan pasalnya sudah mengenai keyakinan diri, namun walau tidak dipungkiri seringnya terjadi benturan budaya tetap satu yaitu Islam. Nah untuk lebih jelasnya tentang benturan budaya Islam Puritan dan Islam Sinkretis ini anda bisa membaca lengkap pada bukunya, berikut saya berikan informasi tentang buku yang mengulas budaya Islam Sinkretis dan Islam Puritan.

5. Perbedaan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Indegenous, Psikologi Budaya, dan  Antropologi
a.    Psikologi Indigenous
Indigenous Psychology merupakan suatu terobosan baru dalam dunia psikologi yang mana merupakan suatu untuk memahami manusia berdasarkan konteks kultural/budaya. Indigenous psychology dapat juga didefinisikan sebagai pandangan psikologi yang asli pribumi dan memiliki pemahaman mendasar pada fakta-fakta atau keterangan yang dihubungkan dengan konteks kebudayaan setempat. Indigenous Psychology merupakan suatu terobosan baru dalam dunia psikologi yang mana merupakan suatu untuk memahami manusia berdasarkan konteks kultural/budaya. Indigenous psychology dapat juga didefinisikan sebagai pandangan psikologi yang asli pribumi dan memiliki pemahaman mendasar pada fakta-fakta atau keterangan yang dihubungkan dengan konteks kebudayaan setempat.
Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan Psikologi Indigenous adalah Psikologi lintas budaya berfokus pada membicararakan isu, konsep dan metode yang dikembangkan oleh komunitas ilmiah di barat, kebanyakan Amerika Serikat dan Eropa Barat, dan yang dipelajari di timur, kebanyakan negara dunia. Sedangkan Psikologi Indigenous mencakup studi tentang isu dan konsep yang mencerminkan kebutuhan dan realitas dari budaya tertentu dalam hal ini, tentu akan banyak upaya untuk memodifikasi instrumen guna memasukkan perspektif indigenus/setempat.
b.    Psikologi Budaya
Psikologi budaya adalah studi tentang cara tradisi budaya dan praktek sosial meregulasikan, mengekspresikan, mentransformasikan dan mengubah psike manusia.
Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan Psikologi budaya adalah Psikologi lintas budaya  melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik sedangkan Psikologi budaya melihat bagaimana budaya dapat mentransformasikan dan mengubah psike seseorang.
c.     Antropologi
Menurut Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan Antropologi adalah Psikologi lintas budaya  melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik sedangkan Antropologi melihat bagaimana manusia dalam suatu masyarakat melahirkan suatu kebudayaan.
6. Ruang Lingkup Psikologi Lintas Budaya
Memahami tentang cabang ilmu psikologi lintas budaya yang dipelejari
  1. Pewarisan dan Perkembangan Budaya
  2. Budaya dan Diri (Self)
  3. Persepsi
  4. Kognisi & Perkembangannya
  5. Psikologi Perkembangan
  6. Bahasa
  7. Emosi
  8. Psikologi Abnormal
  9. Psikologi Sosial

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_lintas_budaya
http://mhikkyu.blogspot.com/2011/10/psikologi-lintas-budaya.html  http://dhaniramdhani.blogdetik.com/2010/09/30/makalah-2/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar