Tulisan 3 / Kesehatan Mental Nama: Dedeh Herdiyani
Npm : 10507049 / 2PA01
Pengertian coping dan Jenis –
jenis coping (koping) stres
Ø Definisi Coping :
Strategi coping merupakan suatu upaya indivdu untuk menanggulangi
situasi stres yang menekan akibat masalah yang dihadapinya dengan cara
melakukan perubahan kogntif maupun prilaku guna memperoleh rasa aman dalam
dirinya sendiri.
Coping yang efektif umtuk dilaksanakan adalah coping yang
membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak
merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (lazarus dan folkman).
Ø Jenis – jenis koping
stres :
a. Koping psikologis
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan akibat stress psikologis tergantung
pada dua factor yaitu:
1. Bagaimana persepsi atau penerimaan
individu terhadap stressor, artinya seberapa berat ancaman yang dirasakan oleh
individu tersebut terhadap stressor yang diterimanya.
2. Keefektifan strategi koping yang digunakan
oleh individu; artinya dalam menghadapi stressor, jika strategi yang digunakan
efektif maka menghasilkan adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola baru dalam
kehidupan, tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik
maupun psikologis.
b. Koping psiko-sosial
Yang biasa dilakukan individu dalam koping psiko-sosial adalah,
menyerang, menarik diri dan kompromi.
1.
Perilaku
menyerang
Individu
menggunakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka mempertahan
integritas pribadinya. Prilaku yang ditampilkan dapat merupakan tindakan
konstruktif maupun destruktif. Destruktif yaitu tindakan agresif (menyerang)
terhadap sasaran atau objek dapat berupa benda, barang atau orang atau bahkan
terhadap dirinya sendiri. Sedangkan sikap bermusuhan yang ditampilkan adalah
berupa rasa benci, dendam dan marah yang memanjang. Sedangkan tindakan
konstruktif adalah upaya individu dalam menyelesaikan masalah secara asertif.
Yaitu mengungkapkan dengan kata-kata terhadap rasa ketidak senangannya.
2. Perilaku menarik diri
Menarik diri adalah prilaku yang menunjukkan
pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara fisik dan
psikologis individu secara sadar meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber
stressor misalnya ; individu melarikan diri dari sumber stress, menjauhi sumber
beracun, polusi, dan sumber infeksi. Sedangkan reaksi psikologis individu
menampilkan diri seperti apatis, pendam dan munculnya perasaan tidak berminat
yang menetap pada individu.
3. Kompromi
Kompromi adalah merupakan tindakan
konstruktif yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah, lazimnya
kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan
masalah yang sedang sihadapi, secara umum kompromi dapat mengurangi ketegangan
dan masalah dapat diselesaikan.
Kaitan antara koping dengan mekanisme
pertahanan diri (defense mechanism), ada ahli yang melihat defense mechanism
sebagai salah satu jenis koping (Lazarus, 1976). Ahli lain melihat antara koping
dan mekanisme pertahanan diri sebagai dua hal yang berbeda. (Harber dan Runyon,
1984).
·
Lazarus
membagi koping menjadi dua jenis yaitu:
1. Tindakan langsung (direct Action)
Koping jenis ini adalah setiap usaha tingkah laku yang dijalankan ole
individu untuk mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau tantangan dengan
cara mengubah hubungan hubunngan yang bermasalah dengan lingkungan. Individu
menjalankan koping jenis direct action atau tindakan langsung bila dia
melakukan perubahan posisi terhadap masalah yang dialami.
Ada 4 macam koping jenis tindakan langsung :
a. Mempersiapkan diri untuk
menghadapi luka
Individu melakukan langkah aktif dan antisipatif (bereaksi) untuk
menghilangkan atau mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri secara langsung
pada keadaan yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya
tersebut. Misalnya, dalam rangka menghadapi ujian, Tono lalu mempersiapkan diri
dengan mulai belajar sedikit demi sedikit tiap-tiap mata kuliah yang
diambilnya, sebulan sebelum ujian dimulai. Ini dia lakukan supaya prestasinya
baik disbanding dengan semester sebelumnya, karena dia hanya mempersiapkan diri
menjelang ujian saja. Contoh dari koping jenis ini lainnya adalah imunisasi.
Imunisasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh orang tua supaya anak mereka
menjadi lebih kebal terhadap kemungkinan mengalami penyakit tertentu.
b. Agresi
Agresi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan menyerang
agen yang dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi dilakukan bila individu
merasa atau menilai dirinya lebih kuat atau berkuasa terhadap agen yang
mengancam tersebut. Misalnya, tindakan penggusuran yang dilakuakan oleh
pemerintah Jakarta terhadap penduduk yang berada dipemukiman kumuh. Tindakan
tersebut bias dilakukan karena pemerintah memilki kekuasaan yang lebih besar
disbanding dengan penduduk setempat yang digusur.
Agresi juga sering dikatakan sebagai kemarahan yang meluap-luap, dan
orang yang melalakukan serangan secara kasar, dengan jalan yang tidak wajar.
Karena orang selalu gagal dalam usahanya, reaksinya sangat primitive, berupa
kemarahan dan luapan emosi kemarahan dan luapan emosi kemarahan yang
meledak-meledak. Kadang-kadang disertai prilaku kegilaan, tindak sadis, dan
usaha membunuh orang.
Agresi ialah seseperti reaksi terhadap frustasi, berupa seranngan,
tingkah laku bermusuhan terhadap orang atau benda.
Kemarahan-kemarahan semacam ini pasti menggangu frustasi intelegensi,
sehingga harga diri orang yang bersangkutan jadi merosot disebabkan oleh
tingkah lakunya yang agresif berlebih-lebihan tadi. Seperti tingkah laku yang
suka mentolerir orang lain, berlaku sewenang-wenang dan sadis terhadap
pihak-pihak yang lemah, dan lain-lain.
c. Penghindaran (Avoidance)
Tindakan ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai lebih berkuasa dan
berbahaya sehingga individu memilih cara menghindari atau melarikan diri dari
situasi yang mengancam. Misalnya, penduduk yang melarikan diri dari rumah-rumah
mereka karena takut akan menjadi korban pada daerah-daerah konflik seperti aceh.
d. Apati
Jenis koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati dilakukan
dengan cara individu yang bersangkutan tidak bergerak dan menerima begitu saja
agen yang melukai dan tidak ada usaha apa-apa untuk melawan ataupun melarikan
diri dari situasi yang mengancam tersebut. Misalnya, pada kerusuhan Mei.
Orang-orang Cina yang menjadi korban umumnya tutup mulut, tidak melawan dan
berlaku pasrah terhadap kejadian biadab yang menimpa mereka. Pola apati terjadi
bila tindakan baik tindakan mempersiapkan diri menghadapi luka, agresi maupun
advoidance sudah tidak memungkinkan lagi dan situasinya terjadi berulang-ulang.
Dalam kasus diatas, orang-orang cina sering kali dan berulangkali menjadi
korban ketika terjadi kerusuhan sehingga menimbilkan reaksi apati dikalangan
mereka.
2. Peredaan atau peringatan (palliation)
Jenis koping ini mengacu pada mengurangi, menghilangkan dan menoleransi
tekanan-tekanan ketubuhan atau fisik, motorik atau gambaran afeksi dan tekanan
emosi yang dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah. Atau bisa diartikan
bahwa bila individu menggunakan koping jenis ini, posisinya dengan masalah
relatif tidak berubah, yang berubah adalah diri individu, yaitu dengan cara
merubah persepsi atau reaksi emosinya.
·
Ada 2
jenis koping peredaan atau palliation:
a. Diarahkan pada gejala (Symptom Directid Modes)
Macam koping ini digunakan bila gangguan muncul dari diri individu,
kemudian individu melakukan tindakan dengan cara mengurangi gangguan yang
berhubungan dengan emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau ancaman
tersebut. Penggunaan obat-obatan terlarang, narkotika, merokok, alcohol
merupakan bentuk koping dengan cara diarahkan pada gejala. Namun tidak
selamanya cara ini bersifat negative. Melakukan relaksasi, meditasi atau berdoa
untuk mengatasi ketegangan juga tergolong kedalam symptom directed modes tetapt
bersifat positif.
b. Cara intra psikis
Koping jenis peredaan dengan cara intrapsikis adalah cara-cara yang
menggunakan perlengkapan-perlengkapan psikologis kita, yang biasa dikenal
dengan istilah Defense Mechanism (mekanisme pertahanan diri).
Disebut sebagai defence mechanism atau mekanisme pembelaan diri, karena
individu yang bersangkutan selalu mencoba mengelak dan membela diri dari
kelemahan atau kekerdilan sendiri dan mencoba mempertahankan harga dirinya:
yaitu dengan jalan mengemukakan bermacam-macam dalih atau alasan.
Ø Jenis-Jenis
Coping yang Konstruktif dan Positif
a. Coping yang konstruktif
1) Escape
Usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari masalah dan
beralih pada hal-hal yang tidak baik, seperti merokok, narkoba, dll.
2) Accepteance
Karena tidak ada lagi yang dapat memecahkan masalah, maka lebih memilih
pasrah dan menerimanya.
3) Avoidance
Individu berusaha menyanggah dan mengingkari serta melupakan
masalah-masalah yang ada pada dirinya.
4) Avoidant coping
Strategi yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri dari sumber
stress dengan cara melakukan suatu aktivitas atau menarik diri dari suatu
kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan stress.
b. Coping yang positif
1) Active coping
Strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap
sumber stress.
2) Problem solving focused coping
Individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk
mehilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress.
3) Distancing
Usaha untuk menghindari permasalahan dan menutupinya dengan pandangan
yang positif dan menganggap remeh suatu masalah.
4) Planful problem solving
Individu membentuk suatu strategi dan perencanaan menghilangkan dan
mengatasi stress dengan melibatkan tindakan yang teliti, hati-hati, bertahap,
dan analitis.
5) Positive reappraisal
Usaha untuk mencari makna positif dari permasalahan dengan pengembangan
diri dan melibatkan hal-hal religi.
6) Self control
Suatu bentuk dalam penyelesaian masalah dengan cara menahan diri,
mengatur perasaan, tidak tergesa-gesa dan hati hati dalam mengambil tindakan.
7) Emotion focused coping
Melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam penyesuaian diri
dengan dampak yang ditimbulkan oleh kondisi yang penuh tekanan.
8) Seeking social support
Suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadapi maslah dengan cara
mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, berupa simpati
atau perhatian.
9) Positive reinterpretation
respon dari individu dengan cara merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya
atau mencoba mengambil pandangan positif dari sebuah masalah.
v Sumber
:
Schultz, D.psikologi pertumbuhan : model – model kepribadian
sehat. Yogyakarta: kanisius, 1991.
Suryabrata, S.psikologi kepribadian. Jakarta: kanisius, 1982.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar